Valentine Day


Dari: Abu Umar | Wira <BROTHER_WIRA@ yahoo.com>
Tanggal: Kamis, 5 Februari, 2009, 11:29 PM

Dari:
Hari Kasih atau Valentine dalam tinjauan syariat
Jum’at, 16 Januari 2004 - 04:40:25
:: kategori Fatwa-Fatwa

Penulis: Fatwa al Lajnah ad Daimah li al Buhuts al ‘Ilmiyyah
wa al Ifta


Valentine’s Day sebenarnya, bersumber dari paganisme orang
musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor kuffar. Bahkan tak
ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari
Valentine ? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya
ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan
diminta pertangggungjawaban nya” (Al Isra' : 36).

Sebelum kita terjerumus pada budaya yang dapat menyebabkan
kita tergelincir kepada kemaksiatan maupun penyesalan, kita tahu bahwa acara
itu jelas berasal dari kaum kafir yang akidahnya berbeda dengan ummat Islam,
sedangkan Rasulullah bersabda: Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri Radiyallahu
'anhu : Rasulullah bersabda: "Kamu akan mengikuti sunnah orang-orang
sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai mereka
masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai
Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan
orang-orang Nasrani? Rasulullah bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?"
( HR. Bukhori dan Muslim ).

Pertanyaan : Sebagian orang merayakan Yaum Al-Hubb (Hari
Kasih Sayang) pada tanggal 14 Februari [bulan kedua pada kalender Gregorian
kristen / Masehi] setiap tahun, diantaranya dengan saling-menghadiahi bunga
mawar merah. Mereka juga berdandan dengan pakaian merah (merah jambu,red), dan
memberi ucapan selamat satu sama lain (berkaitan dengan hari tsb).

Beberapa toko-toko gula-gula pun memproduksi manisan khusus
- berwarna merah- dan yang menggambarkan simbol hati/jantung ketika itu (simbol
love/cinta, red). Toko-tokopun tersebut mengiklankan yang barang-barang mereka
secara khusus dikaitkan dengan hari ini. Bagaimana pandangan syariah Islam
mengenai hal berikut :


1. Merayakan hari valentine ini ?

2. Melakukan transaksi pembelian pada hari valentine ini?

3. Transaksi penjualan – sementara pemilik toko tidak
merayakannya – dalam berbagai hal yang dapat digunakan sebagai hadiah bagi yang
sedang merayakan?

Semoga Allah memberi Anda penghargaan dengan seluruh kebaikan !
Jawaban : Bukti yang jelas terang dari Al Qur’an dan Sunnah
- dan ini adalah yang disepakati oleh konsensus ( Ijma') dari ummah generasi
awal muslim - menunjukkan bahwa ada hanya dua macam Ied (hari Raya) dalam Islam
: ' Ied Al-Fitr (setelah puasa Ramadhan) dan ' Ied Al-Adha (setelah hari '
Arafah untuk berziarah).

Maka seluruh Ied yang lainnya - apakah itu adalah buatan
seseorang, kelompok, peristiwa atau even lain – yang diperkenalkan sebagai hari
Raya / ‘Ied, tidaklah diperkenankan bagi muslimin untuk mengambil bagian
didalamnya, termasuk mengadakan acara yang menunjukkan sukarianya pada even
tersebut, atau membantu didalamnya – apapun bentuknya – sebab hal ini telah
melampaui batas-batas syari’ah Allah:

وَتِلْكَ حُدُودُاللَّهِ وَمَن
يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ

Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar
hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya
sendiri. [ Surah At-Thalaq ayat 1]

Jika kita menambah-nambah Ied yang telah ditetapkan,
sementara faktanya bahwa hari raya ini merupakan hari raya orang kafir, maka
yang demikian termasuk berdosa. Disebabkan perayaan Ied tersebut meniru-niru
(tasyabbuh) dengan perilaku orang-orang kafir dan merupakan jenis Muwaalaat
(Loyalitas) kepada mereka. Dan Allah telah melarang untuk meniru-niru perilaku
orang kafir tersebut dan termasuk memiliki kecintaan, kesetiaan kepada mereka,
yang termaktub dalam kitab Dzat yang Maha Perkasa (Al Qur’an). Ini juga
ketetapan dari Nabi (Shalallaahu ` Alaihi wa sallam) bahwa beliau bersabda :
“Barangsiapa meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut”.

Ied al-Hubb (perayaan Valentine's Day) datangnya dari
kalangan apa yang telah disebutkan, termasuk salah satu hari besar / hari libur
dari kaum paganis Kristen. Karenanya, diharamkan untuk siapapun dari kalangan
muslimin, yang dia mengaku beriman kepada Allah dan Hari Akhir, untuk mengambil
bagian di dalamnya, termasuk memberi ucapan selamat (kepada seseorang pada saat
itu). Sebaliknya, adalah wajib untuknya menjauhi dari perayaan tersebut -
sebagai bentuk ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya, dan menjaga jarak dirinya
dari kemarahan Allaah dan hukumanNya.

Lebih-lebih lagi, hal itu terlarang untuk seorang muslim
untuk membantu atau menolong dalam perayaan ini, atau perayaan apapun juga yang
termasuk terlarang, baik berupa makanan atau minuman, jual atau beli, produksi,
ucapan terima kasih, surat-menyurat, pengumuman, dan lain lain. Semua hal ini
dikaitkan sebagai bentuk tolong-menolong dalam dosa serta pelanggaran, juga
sebagai bentuk pengingkaran atas Allah dan Rasulullah. Allaah, Dzat yang Maha
Agung dan Maha Tinggi, berfirman:


وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ
وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [Surah
al-Maa.idah, Ayat 2]

Demikian juga, termasuk kewajiban bagi tiap-tiap muslim
untuk memegang teguh atas Al Qur’an dan Sunnah dalam seluruh kondisi - terutama
saat terjadi rayuan dan godaan kejelekan. Maka semoga dia memahami dan sadar
dari akibat turutnya dia dalam barisan sesat tersebut yang Allah murka padanya
(Yahudi) dan atas mereka yang tersesat (Kristen), serta orang-orang yang
mengikuti hawa nafsu diantara mereka, yang tidak punya rasa takut - maupun
harapan dan pahala - dari Allah, dan atas siapa-siapa yang memberi perhatian sama
sekali atas Islam.



Maka hal ini sangat penting bagi muslim untuk bersegera
kembali ke jalan Allah, yang Maha Tinggi, mengharap dan memohon Hidayah Nya
(Bimbingan) dan Tsabbat (Keteguhan) atas jalanNya. Dan sungguh, tidak ada
pemberi petunjuk kecuali Allaah, dan tak seorangpun yang dapat menganugrahkan
keteguhan kecuali dariNya.


Dan kepada Allaah lah segala kesuksesan dan semgoa Allaah
memberikan sholawat dan salam atas Nabi kita ( Shalallaahu ` Alaihi wa sallam)
beserta keluarganya dan rekannya.

Lembaga tetap pengkajian ilmiah dan riset fatwa
Ketua : Syaikh ' Abdul ' Aziz Al Asy-Syaikh;

Wakil Ketua : Syaikh Saalih ibn Fauzaan;

Anggota: Syaikh ' Abdullaah ibn Ghudayyaan;

Anggota: Syaikh Bakar Ibn ' Abdullaah Abu Zaid

(Fataawa al-Lajnah ad-Daaimah lil-Buhuts al-'Ilmiyyah
Wal-Iftaa.- Fatwa Nomor 21203. Lembaga tetap pengkajian ilmiah dan riset fatwa
Saudi Arabia)
Dinukil dari
http://www.fatwa- online.com/ fataawa/innovati ons/celebrations /cel003/0020123_ 1.htm.

Pertanyaan : Bagaimana hukum merayakan hari Kasih Sayang /
Valentine Day's ?

Syaikh Muhammad Sholih Al-Utsaimin menjawab :

“Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:

Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar
hukumnya di dalam syari‘at Islam.

Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan
perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk
para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak
halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum,
berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa
bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan
ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian
hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua
dengan bimbingan-Nya.
Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua
kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ ( loyalitas kepada muslimin
dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang
dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan
membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam
ibadah dan perilaku.


Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan
ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk
lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka,
mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap
raka’at shalatnya membaca,

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang
yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah: 6-7)

Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan
kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan
mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu
dengan sukarela. Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup
mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan
keterikatan hati.

Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin( mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22)

Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan
mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta
dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.

Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi:
Perayaan ini adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai
ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan
pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan
seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang
sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak
memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat
ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.

Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik
dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di
antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang
agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu
ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak
kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.

Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa menjadikan
hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi
jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi
yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim.
Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini
kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.

Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita.
------------ --------- --------- --------- --------- ------

Penjelasan Tambahan :

Beberapa versi sebab-musabab dirayakannya hari Kasih sayang
ini, dalam The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi
mengenai Valentine’s Day.

1. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di
masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi
cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda
mengundi nama –nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama
secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama
setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta
perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum
muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut
karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi
upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti
nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya
adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia
Britannica, sub judul: Christianity) . Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran
Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi
Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St
Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book
Encyclopedia 1998).

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine
menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di
antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak
pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya
yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan
cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan
menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena
menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang
Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang
mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali
penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap
tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada
orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun
St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun
ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book
Encyclopedia, 1998)
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada
kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans
dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine
14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey
Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam
puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book
Encyclopedia, 1998).

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger
dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet. org)
mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod
dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger-
jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan
perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan
menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut
Syirik, yang artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid
(berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the
hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu
wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri! . Layaknya seorang muslim
segera bertaubat mengucap istighfar, "Astaghfirullah" , wa
naudzubillahi min dzalik. (Dari be
rbagai sumber).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tausiyah Ustadz Yusuf Mansur

Ayat-ayat Cinta